Sabtu, 28 Januari 2012

RENUNGAN ILIR-ILIR (Oleh. Cak Nun)


Bisakah luka yang teramat dalam ini nanti akan sembuh?
Bisakah kekecewaan bahkan keputusasaan yang mengiris-iris hati berpuluh-puluh juta saudara kita ini pada akhirnya nanti akan kikis?
Adakah kemungkinan kita akan bisa merangkak naik ke bumi dari jurang yang teramat curam dan dalam?
Akankah api akan berkobar-kobar lagi?
Apakah asap akan membumbung lagi dan memenuhi angkasa tanah air?
Akankah kita semua akan bertabrakan lagi satu sama lain?
Jarah menjarah satu sama lain dengan pengorbanan yang tidak akan terkirakan?
Adakah kemungkinan kita tahu apa yang sebenarnya sedang kita jalani?
Bersediakah kita sebenarnya untuk tahu persis apa yang sesungguhnya yang kita cari?

Jumat, 27 Januari 2012

MENGGAPAI MANISNYA IMAN


Manisnya iman berarti: rasa bahagia yang diperoleh atas ketaatan terhadap Allah yang dilakukan seseorang. Ibarat makan ketika kita dapat merasakan sensasi yang luar biasa atas makanan yang dimakan kita dapat mengatakan. "Luar biasa". Sehingga menjadi ketagihan untuk memakannya di lain waktu. Demikian juga Iman: ketaatan yang dilakukannya tidak lagi hanya sebagai kewajiban melainkan sudah menjadi kebutuhan.

MUJAHADAH SUATU TRADISI PESANTREN

Ciri khas pesantren-pesantren yang tersebar di nusantara pada umumnya menganut sistem nilai ahli sunnah waljamaah, sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran agama Islam. Dimana pesantren yang menganut sistem ahli sunnah waljamaah ini, selalu menekankan pada santrinya untuk melakukan mujahadah (berdzikir), mujahadah sendiri selain berguna sebagai sarana pendekatan diri kepada Sang Pencipta juga berguna untuk terapi Psikosomatik (depresi yang mengakibakan gangguan pada fungsi organ-organ fisik).

Biografi Syekh Ahmad Khatib Al-Sambasi


Nama Lengkapnya adalah Ahmad Khatib Sambas bin Abd al-Ghaiffar al-Sambasi al-Jawi (baca: Indonesia). la dilahirkan di kampung Dagang atau Kampung Asam, Sambas, Kalimantan Barat (Borneo) pada 1217 H/1802 M. Setelah mendapatkan pendidikan agama di kampung halamannya, ia tinggal di Mekkah pada usia 19 untuk memperdalam ilmu agama dan menetap di sana selama quartal kedua abad 21.