Jumat, 27 Januari 2012

MUJAHADAH SUATU TRADISI PESANTREN

Ciri khas pesantren-pesantren yang tersebar di nusantara pada umumnya menganut sistem nilai ahli sunnah waljamaah, sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran agama Islam. Dimana pesantren yang menganut sistem ahli sunnah waljamaah ini, selalu menekankan pada santrinya untuk melakukan mujahadah (berdzikir), mujahadah sendiri selain berguna sebagai sarana pendekatan diri kepada Sang Pencipta juga berguna untuk terapi Psikosomatik (depresi yang mengakibakan gangguan pada fungsi organ-organ fisik).
Pada mulanya pesantren yang ada di nusantara ini dibangun oleh kaum sufi dan pesantren selalu dikaitkan dengan tarekat (mengkhususkan diri mengembangkan bidang tasawuf dengan cara berdzikir) dimana tarekat ini lebih  dikenal dan kental diamalkan oleh bagian terbesar dari pengikut awam di masyarakat. Sehingga dunia modern mengangggap bahwa tradisi Mujahadah (berdzikir) di pesantren adalah perilaku yang kolot dan kuno, dunia modern selalu memandang sebelah mata terhadap tradisi mujahadah dikalangan pesantren. Namun seiring berjalannya waktu mulai banyak penderita suatu penyakit yang tidak dapat disembuhkan menggunakan peralatan medis yang canggih pada saat ini, menyebabkan para ahli kedokteran melakukan penelitian tentang pentingnya terapi keagamaan (mujahadah/berdzikir), ternyata hasil penelitian itu menyimpulkan bahwa mujahadah adalah suatu bentuk strategi terapi holistik (terapi terpadu) untuk menyembuhkan penderita penyakit psikosomatik.
Di pesantren mujahadah yang ditekankan oleh para kiai bertujuan sebagai pendekatan diri pada Sang Khaliq dan menyejukkan jiwa atau pembersihan jiwa. Jikalau jiwa sudah sejuk pastinya semua penyakit jiwa maupun fisik yang tumbuh di dalam tubuh santri secara otomatis akan terangkat. Hal itu membuktikan betapa pentingnya mujahadah untuk penyembuhan penyakit. Tak heran kita jika lihat pada jaman sekarang banyak orang mendirikan tempat terapi yang menggunakan terapi keagamaan (mujahadah) sebagai bentuk terapi holistik untuk menyembuhkan penyakit-penyakit pada pasien, karena para terapis percaya dengan pendekatan agama penyakit apapun bisa disembuhkan.
Wallahu a’lam bi shawwab
Mahasiswa FITK Pend. Fisika Universitas Sains Al-Qur’an
Ribut Adhi Wahyudi

1 komentar: